Ekosistem Digital Merdeka Belajar di PAUD, Pendidikan Dasar dan Menengah
Pada modul ini terdapat 2 kegiatan belajar yang bapak/ibu guru peserta Level 1-PembaTIK 2023 perlu pelajari: 1. Esensi, Kebijakan dan Program-program Merdeka Belajar di PAUD, Pendidikan Dasar, dan Menengah, serta 2. Sumber Belajar Digital (Platform Teknologi Pembelajaran Digital).
Esensi, Kebijakan dan Program-program Merdeka Belajar di PAUD, Pendidikan Dasar, dan Menengah
Kemerdekaan Belajar di Era Education 4.0 dan Society 5.0 
Pada era Education 4.0 aspek penekanan lebih pada faktor teknologi sebagai objek, di era Society 5.0 aspek yg lebih ditekankan adalah pada faktor manusia-nya sebagai pusat (human-centered) atau subjek yang mampu dengan bijak dan kritis menyikapi dan berbagai macam perkembangan teknologi tanpa meninggalkan aspek-aspek humanisme-nya. Perpaduan dari Education 4.0 dan Society 5.0 telah juga telah menciptakan ruang-ruang baru tanpa batas (borderless) dalam implementasi pembelajaran sepanjang hayat (lifelong learning). 
Education 4.0 seperti yang kita ketahui dan telah kita rasakan merupakan era dimana tekhnologi menjadi penunjang dalam pembelajaran sedangkan Society 5.0 yang pertama kali dicetuskan oleh mantan perdana menteri Jepang Shinzo Abe pada pertemuan World Economic Forum di Swiss pada tahun 2019. Society 5.0 merupakan pengembangan dari era 4.0 sendiri dan menjadikan manusia sebagai pusat dari perkembangan tekhnologi dan mengutamakan aspek humanisme didalamnya. 
Mengacu pada hal tersebut, ada 3 elemen penting yang perlu diperhatikan lebih lanjut terkait bagaimana kemerdekaan belajar itu diimplementasikan di era Education 4.0 dan Society 5.0 ini, yaitu:
Pembelajaran yang mandiri (independent),
Pembelajaran yang kontekstual, dan
Pembelajaran yang inovatif dalam membangun kreativitas.
    Pada awal kurikulum merdeka pembelajaran yang mandiri atau independent learning merujuk kepada bagaimana peserta didik mampu melakukan pembelajaran secara berdikari. Mereka mampu melakukan pembelajaran dengan minimnya bantuan dari guru. Namun, untuk saat ini pembelajaran yang mandiri pada peserta didik lebih merujuk kepada bagaimana siswa secara pribadi mampu mengambil keputusan dalam menentukan sumber belajar dan bahan ajar yang digunakan. Terdapat 3 aspek kemampuan siswa pada pembelajaran mandiri ini, yaitu: (1) Cognitive Skills atau bagaimana siswa menemukan akar dari permasalahan tersebut dan mengkonstruksi cara memecahkan dari permasalahan tersebut, (2) Metacognitive Skills, dimana siswa berupaya untuk menemukan cara belajar yang terbaik bagi mereka, seperti mendengar, mengingat, menulis, dan sebagainya, (3) Affective Skills, dimana bagaimana siswa menemukan motivasi dalam pembelajaran. 
     Pembelajaran yang kontekstual merupakan pembelajaran yang menghubungkan antara pembelajaran dan konteks kehidupan nyata sehingga siswa dapat memperoleh pengetahuan dengan menggambarkan hubungan di dunia nyata. Konsep pembelajaran kontekstual atau yang lebih kita kenal dengan CTL memberikan pembelajaran yang lebih bervariasi kepada peserta didik. Pada perkembangannya CTL mampu membimbing siswa untuk mendapatkan kemampuan berpikir tingkat tinggi (HOTS). 
   Pembelajaran yang inovatif dalam membangun kreatifitas harus diterapkan oleh guru pada era kurikulum merdeka. Kalau dulu kita mengandalkan media kertas atau media gambar untuk menciptakan media pembelajaran, sekarang kita dapat memanfaatkan berbagai macam tekhnologi dalam membentuk pembelajaran yang inovatif. Dengan terlaksananya pembelajaran yang inovatif, kreatifitas siswa dalam pembelajaran akan terbentuk dengan massive sehingga menciptakan pembelajar yang berdaya nalar tinggi. 
 Munculnya berbagai macam inovasi dan kreativitas dalam pembelajaran juga  terjadi di berbagai belahan dunia. Hal ini karena teknologi digital telah menjadi suatu bagian yang tak terpisahkan dari ekosistem pembelajaran dan memiliki peran yang penting dalam perubahan paradigma pembelajaran di era Education 4.0 dan Society 5.0 ini. Salah satu bentuk perubahan paradigma pembelajaran  karena integrasi teknologi digital dan kemerdekaan dalam pembelajaran adalah  hadirnya Pedagogi Digital Kritis (Critical Digital Pedagogy). 
       
 
0 comments:
Posting Komentar